“bibir bisa berkata bohong, tapi hati tak akan pernah bisa berbohong”
“bibir bisa berkata bohong, tapi hati
tak akan pernah bisa berbohong”
Kadang rasa ego itu susah untuk
dikalahkan, bahkan terkadang sering diikuti dengan kemunafikan dan berujung
dengan penyesalan. Mengungkapkan rasa itu kadang tidak semudah mengikhlaskan
rasa untuk seseorang. Ketika dia akan hadir di dalam kehidupan kita, kita akan
menjadi seperti seorang pejuang yang siap untuk berperang. Menggunakan segala
cara dan upaya untuk mendapatkannya.ketika dia hadir didalam kehidupan kita
terkadang kita melupakan dia secara tidak langsung. Terdapat banyak
kemunafikan, kebohongan hingga berujung pertengkaran kecil dan merembak ke
pertengkaran dan permasalahan yang besar. Kata “maaf” hanya satu-satunya
senjata yang selalu digunakan ketika kita sudah tidak dapat melakukan apa-apa
terlihat berbeda ketika kita menjadi pejuang yang siap berperang untuk
mendapatkannya. Menjalin hubungan tak semudah meninjakan kaki ke rumah orang.
Kita sudah siap untuk mendapatkan tetapi kita juga harus siap untuk melepaskan.
Inilah saatnya kita menyadari bahwa terkadang impian dan kenyataan itu jelas
tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kehilangan dia adalah hal terburuk
dalam hidup kita apalagi ketika kita sadari bahwa dial ah yang terbaik, dialah
yang paling mengerti dengan keadaan kita, dialah yang paling menyayangi kita.
Hati siapa yang bisa menebak? Karena kata hati tidak tertulis, kata hati tak
bisa berkata melalui bibir yang terlalu banyak mengeluarkan kemunafikan. Kata hati hanya bisa dirasakan dengan tetesan
air mata, pelukan dan kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar